Tanggal
21 Mei tahun 1998.merupakan tanggal dimana presiden Soeharto membacakan pidato
tentang pengunduran dirinya sebagai presiden Republik Indonesia dan digantikan
dengan Bj. Habibie, Presiden RI ke-3. Indonesia pada tahun tersebut memiliki
krisis besar-besaran, dari krisis moneter sampai krisis kepercayaan rakyat
kepada pihak pemerintah rezim soeharto. Ribuan massa yang tergolong dari buruh
dan mahasiswa menuntut agar presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai
presiden, hingga membuat Indonesia saat itu sulit untuk menemukan kedamaian dan
ketentraman pada struktur pemerintahan. Namun semua aksi tersebut berakhir
ketika Soeharto menyatakan mundur diri dari jabatannya melalui sebuah pidato
didepan dewan perwakilan rakyat dan media
yang ditonton dan didengar oleh seluruh rakyat Indonesia.
Sungguh
besar makna dari isi pidato yang dibacakan oleh Soeharto. Bukan hanya membuat
Indonesia menunjuk presiden yang baru, tetapi juga merubah tatanan struktur pemerintahan
dan memasuki era yang baru yakni era reformasi yang masih dijalankan hingga
saat ini. Sang penulis pidato pengunduran diri soeharto, Prof. Dr. Yusril Ihza
Mahendra, SH., M.Sc, pun menyatakan bahwa pidato itu merupakan pidato yang
paling berkesan selama dia menulis pidato-pidato presiden yang lainnya. FYI: Yusril Ihza Mahendra adalah penulis
pidato 3 presiden yakni presiden ke-2, presiden ke-3 dan presiden ke-6.
Apa
sih pengertian dan tujuapidato? Sampai mampu melengserkan presiden dari jabatannya. Apa
saja bentuk dan jenis pidato? Sebagai seorang Public Relation Officer apa saja tahapan dan struktur penulisan
sebuah pidato? Berikut saya berikan penjelasannya sesuai referensi dari buku “Public Relations Writing oleh Sopian, S.Sos.,
M.I.K:
Baca juga: Contoh Pidato
APA ITU PIDATO ?
Pidato
(Speech) adalah the expression of or the
ability to express thounghts and feelings by articulate sounds. Pidato
Merupakan bentuk komunikasi lisan yang disampaikan seseorang kepada sejumlah
orang atau khalayak luas yang penyampaiannya melalui tatap muka dengan audiens (face to face communication) atau menggunakan media seperti radio,
televisi, dan semacamnya (Communication
with media).
Pidato
yang pesan-pesannya bersifat ajakan maka tujuannya adalah mempengaruhi atau persuasif.
Pidato persuasif mencoba membuat orang percaya sesuatu dan orang bahkan pembawa
pidato melakukan sesuatu. Ada pula pidato yang bertujuan untuk menghibur
(rekreatif) yang disampaikan dengan cara yang lucu dan menggilitik.
BENTUK-BENTUK PIDATO
Pidato
memiliki beberapa bentuk antara antara lain meliputi pidato ilmiah, pidato
kenegaraan, pidato pengukuhan, pidato sambuta, pidato ceramah (khutbah).
1. Pidato Ilmiah
Pidato Ilmiah merupakan pidato yang dibawakan seorang
professor, peniliti atau pun ilmuan di depan forum-forum diskusi, senimar, dan
lain sebagainya.
2.
Pidato Kenegaraan
Pidato kenegaraan adalah pidato yang disampaikan oleh
pimpinan negara di depan staf pemerintah ataupun di depan rakyat, dalam suatu
acara kenegaraan.
3.
Pidato Pengukuhan
Pidato pengukuhan merupakan pidato yang dibawakan saat
seseorang di kukuhkan menjadi guru besar.
4.
Pidato Sambutan
Pidato yang dibawakan seseorang untuk menyambut tamu
atau seseorang dalam acara-acara tertentu.
5.
Pidato Ceramah (Khotbah)
Sementara pidato ceramah adalah pidato yang dibawakan
pemuka agama dalam kegiatan keagamaan atau hari-hari besar keagamaan.
JENIS-JENIS PIDATO
Teman-teman
sekalian mungkin pernah melihat seorang pembawa pidato tanpa membawa sebuah
naskah saat berpidato. Ya... Karena
pidato memang tidak selalu mengacu pada naskah ataupun Outline. Ada empat macam pidato menurut ada dan tidaknya persiapan yakni :
1.
Impromptu
Jenis pidato Impromtu merupakan jenis pidato yang
dibawakan tanpa adanya persiapan sama sekali atau Improvisasi. Ketika seseorang
ditunjuk untuk menyampaikan sebuah pidato, misalnya pidato sambutan, maka
seseorang itu telah dipercaya mampu membawakan pidat dengan baik, sehingga
jenis pidato ini harus orang yang memiliki pengalaman dan terlatih dalam
berpidato.
2.
Ekstempore
Ekstempore merupakan jenis pidato dengan menyiapkan garis-garis besar (outline). Outlinenya ditulis hanya pokok-pokok besarnya saja yang dituliskan
dalam bentuk poin-poin.
3.
Memoriter
Bila jenis pidato ekstempore hanya menuliskan
garis-garis besarnya saja, jenis pidato memoriter menuliskan pidato dalam bentuk
yang sempurna dan menuntut pembawa pidato menghapal kata demi kata yang ada
pada naskah pidato.
4.
Manuskrip
Jenis pidato ini merupakan jenis pidato yang terbilang
mudah untuk membawakannya. Dimana pembawa pidato mempersiapkan naskah pidato
dan menyampaikan pidato mengacu pada naskah yang sudah dipersiapkan atau
membacanya.
TAHAPAN PENULISAN PIDATO
Sebagai
Public Relation Officer (PRO) harus
pandai dalam menuliskan naskah pidato. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan
saat acara-acara tertentu seorang PRO atau pimpinan perusahaan ditunjuk untuk
menyampaikan sebuah pidato dihadapan publiknya, jadi persiapan naskah pidato
atau garis-garis besar (outline)
dibutuhkan agar pidato yang disampaikan terkonsep dengan baik. Newson dan
Haynes (2008:31) menegaskan, pidato dan presentasi merupakan sarana strategis
bagi organisasi dalam mempengaruhi dan membentuk strategi pesan.
Jadi
PRO harus menguasai keterampilan dalam menulis sebuah naskah pidato atau
garis-garis besar. Berikut ada 4 tahapan yang dalam penulisan pidato:
1.
Pemilihan gagasan atau topik
Dalam menulis pidato yang menjadi pondasi yakni
pemilihan gagasan atau topik. Mengapa? Karena gagasan dan topik akan menjadi
landasan untuk menjelaskan isi dan tujuan pidato. Pemilihan gagasan atau topik
yang baik juga akan menarik perhatian dari audiens.
Jadi disarankan untuk memilih gagasan atau topik mengenai permasalahan yang
terjadi disekitar atau yang kena pada kepentingan audiens.
2.
Penetapan Tujuan
Seperti yang dijelaskan ada dua jenis tujuan pidato.
Pidato yang berisi ajakan bertujuan untuk mempengaruhi, sedangkan pidato yang
bertujuan menghibur adalah pidato yang disampaikan dengan cara yang lucu dan
menggelitik.
Tujuan pidato berkenaan dengan dampak yang diharapakan
terhadap pendengarnya; sebatas penggetahuan, penggetahuan dan penumbuh
kesadaran, atau hingga mengarahakan pendengar untuk melakukan sesuatu. Menurut
saya dalam kajian komunikasi yang mengacu pada teori Lasswell, tujuan merupakan
prediksi efek. Mengapa ? Karena akan seperti apa efek yang akan terjadi itu
berdasarkan tujuan dan cara penyampaian seorang komunikator kepada komunikan.
3.
Pengembangan Bahasan
Setelah topik ditetapkan, perlu pengembangan bahasan
yang harus disampaikan agar substansi pidato lebih jelas, lebih kuat pesannya,
dan menumbuhkan daya Tarik.
4.
Perumusan Judul
Judul merupakan bagian awal yang sangat menentukan
perhatian pendengar. Dalam membuat judul seharusnya memperhatikan isi
pembahasan pidato dan tujuannya. Meskipun judul berada pada awal dalam
penulisan pidato, tetapi bisa berubah apabila tidak mengena pada kedua unsur
tadi yakni isi pembahasan dan tujuan.
STRUKTUR PENULISAN PIDATO
Struktur
penulisan pidato yang baik akan mengundang ketertarikan pendengar dan mampu
menempuh tujuan pidato. Pada prinsipnya struktur pidato terdiri dari:
Pendahuluan/Pembukaan/Pengantar, Isi Pidato, dan Penutup/Kesimpulan.
1.
Pendahuluan/Pembukaan/Pengantar
Pendahuluan/Pembukaan/Pengantar merupakan bagian awal
yang bertujuan untuk menarik perhatian dan minat pendengar. Pendengar akan
memperhatikan pidato dari awal hingga akhir tergantung pada bagaimana pembukaan
dan cara penyampaian dilakukan dengan baik dan benar.
Guna membangun kesan pertama yang dapat menimbulkan
ketertarikan terhadap pidato sebaiknya dalam Pendahuluan harus memperhatikan
dua aspek, yakni:
-
Kepentingan dan
daya Tarik isi pesan dan cara membawakannya
Pendengar akan sangat
tertarik apabila isi pidato yang disampaikan mengena kepada kepentingannya
sehingga dia akan tidak mengabaikan satu katapun yang akan disampaikan oleh
pembawa pidato. Bukan hanya itu cara membawakannya pun akan menjadi faktor
penentu tertarik dan tidaknya pendengar. Untuk mendalami keterampilan dan keahlian
dalam membawakan pidato atau berbicara di depan umum sebaiknya perbanyak
pengalaman atau jam terbang,atau mengikuti kelas-kelas retorika dan public speaking.
-
Kompetensi
dan/atau kredibilitas pembawa pidato
Seseorang akan setia dan
mengikuti anda apabila mereka mempercayai anda, jika mereka ragu potensi anda
akan ditinggalkan sangatlah besar. Sehingga membangun kepercayaan itu sangatlah
perlu dalam membawakan pidato. Anda dipercayai untuk membawakan sebuah materi
karena anda dianggap mendalami atau memiliki keahlian dalam bidang tersebut
sesuai materi yang anda sampaikan dan pendengar akan tertarik tanpa takut
terjebak kearah yang salah.
2.
Isi Pidato
Membangun pengertian dan pemahaman terhadap pokok
gagasan dapat mengacu pada kesatuan pesan melalui pola tertentu. Kesatuan pesan
yang lazim digunakan dapat mengacu pada pola: a) Pola Sebab Akibat, b) Pola
Pemecahan Masalah, c) Pola Pro-Kontra, d) Pola Urutan Bermotif.
a)
Pola Pemecahan
Masalah
Sesuai dengan namanya,
pola ini akan memberikan solusi dari masalah yang diberikan. Dalam isi pidato
sebutkan:
·
Masalahnya,
meliputi: apa penyebabnya, siapa yang bertanggung jawab, sejauh mana
urgensinya.
·
Alternatif
pemecahannya
·
Solusi terbaik
b)
Pola Sebab-Akibat
Pada pola sebab-akibat,
isi pidato akan menggali dampak dari terjadi sebuah masalah, apa penyebabnya
dan apa akibatnya,
·
Sebab-sebab
timbulnya kasus
·
Akibat-akibat
kasus
·
Apa yang
dapat/harus dilakukan
c)
Pola Pro-Kontra
·
Tunjukan
keuntungan-keuntungan (Menjelaskan aspek mana yang paling menarik)
·
Tunjukan
kerugian-kerugian ( Menjelaskan aspek mana yang tidak menarik)
·
Tunjukan bagaimana
pendengar memperoleh keuntungan.
d)
Pola Urutan
bermotif
Struktur pidato berisikan
urain sebagai berikut:
1.
Pengatar
·
Perhatian:
Bagaimana cara menarik perhatian
·
Kebutuhan; Apa
masalah yang dihadapi, apa yan gsudah diketahui khalayak
2.
Isi Pidato
·
Pemuasan: bagaiman
kebutuhan khalayak dapat dipuaskan, apa tanda-tanda pemuas kebutuhan, dimana
pemuasan itu dapat diperoleh.
·
Visualisasi:
menggambarkan keuntungan apa bagi khalayak, bagaimana keadaan apabila kebutuhan
itu terpenuhi.
3.
Kesimpulan/penutup
·
Imbauan/tindakan:
apa yang harus dilakukan khalayak untuk memperoleh pemuas kebutuhan kapan
mereka harus bertindak.
3.
Penutup/Kesimpulan
Pada bagian ini tujuannya agar pendengar masih tetap
fokus pada pokok permasalahan/gagasan utama dan kesimpulan. Caranya dengan
menegaskan kembali tema dan judul yang berkembang pada pidato.
Itulah penjelasan mengenai cara penulisan pidato, bagi ada yang tidak dimengerti silahkan kirim komentar dibawah ini. Jangan lupa share yah.. Semoga bermanfaat.