Senin, 18 September 2017

PENULISAN PIDATO

Tanggal 21 Mei tahun 1998.merupakan tanggal dimana presiden Soeharto membacakan pidato tentang pengunduran dirinya sebagai presiden Republik Indonesia dan digantikan dengan Bj. Habibie, Presiden RI ke-3. Indonesia pada tahun tersebut memiliki krisis besar-besaran, dari krisis moneter sampai krisis kepercayaan rakyat kepada pihak pemerintah rezim soeharto. Ribuan massa yang tergolong dari buruh dan mahasiswa menuntut agar presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden, hingga membuat Indonesia saat itu sulit untuk menemukan kedamaian dan ketentraman pada struktur pemerintahan. Namun semua aksi tersebut berakhir ketika Soeharto menyatakan mundur diri dari jabatannya melalui sebuah pidato didepan  dewan perwakilan rakyat dan media yang ditonton dan didengar oleh seluruh rakyat Indonesia. 

Sungguh besar makna dari isi pidato yang dibacakan oleh Soeharto. Bukan hanya membuat Indonesia menunjuk presiden yang baru, tetapi juga merubah tatanan struktur pemerintahan dan memasuki era yang baru yakni era reformasi yang masih dijalankan hingga saat ini. Sang penulis pidato pengunduran diri soeharto, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., M.Sc, pun menyatakan bahwa pidato itu merupakan pidato yang paling berkesan selama dia menulis pidato-pidato presiden yang lainnya. FYI: Yusril Ihza Mahendra adalah penulis pidato 3 presiden yakni presiden ke-2, presiden ke-3 dan presiden ke-6.

Apa sih pengertian dan tujuapidato? Sampai mampu melengserkan presiden dari jabatannya. Apa saja bentuk dan jenis pidato? Sebagai seorang Public Relation Officer apa saja tahapan dan struktur penulisan sebuah pidato? Berikut saya berikan penjelasannya sesuai referensi dari buku “Public Relations Writing oleh Sopian, S.Sos., M.I.K:

Baca jugaContoh Pidato

APA ITU PIDATO ?
Pidato (Speech) adalah the expression of or the ability to express thounghts and feelings by articulate sounds. Pidato Merupakan bentuk komunikasi lisan yang disampaikan seseorang kepada sejumlah orang atau khalayak luas yang penyampaiannya melalui tatap muka dengan audiens (face to face communication) atau menggunakan media seperti radio, televisi, dan semacamnya (Communication with media).
Pidato yang pesan-pesannya bersifat ajakan maka tujuannya adalah mempengaruhi atau persuasif. Pidato persuasif mencoba membuat orang percaya sesuatu dan orang bahkan pembawa pidato melakukan sesuatu. Ada pula pidato yang bertujuan untuk menghibur (rekreatif) yang disampaikan dengan cara yang lucu dan menggilitik.

BENTUK-BENTUK PIDATO
Pidato memiliki beberapa bentuk antara antara lain meliputi pidato ilmiah, pidato kenegaraan, pidato pengukuhan, pidato sambuta, pidato ceramah (khutbah).
1.      Pidato Ilmiah
Pidato Ilmiah merupakan pidato yang dibawakan seorang professor, peniliti atau pun ilmuan di depan forum-forum diskusi, senimar, dan lain sebagainya.
2.      Pidato Kenegaraan
Pidato kenegaraan adalah pidato yang disampaikan oleh pimpinan negara di depan staf pemerintah ataupun di depan rakyat, dalam suatu acara kenegaraan.
3.      Pidato Pengukuhan
Pidato pengukuhan merupakan pidato yang dibawakan saat seseorang di kukuhkan menjadi guru besar.
4.      Pidato Sambutan
Pidato yang dibawakan seseorang untuk menyambut tamu atau seseorang dalam acara-acara tertentu.
5.      Pidato Ceramah (Khotbah)
Sementara pidato ceramah adalah pidato yang dibawakan pemuka agama dalam kegiatan keagamaan atau hari-hari besar keagamaan.

JENIS-JENIS PIDATO
Teman-teman sekalian mungkin pernah melihat seorang pembawa pidato tanpa membawa sebuah naskah saat berpidato. Ya... Karena pidato memang tidak selalu mengacu pada naskah ataupun Outline. Ada empat macam pidato menurut ada dan tidaknya  persiapan yakni :

1.      Impromptu
Jenis pidato Impromtu merupakan jenis pidato yang dibawakan tanpa adanya persiapan sama sekali atau Improvisasi. Ketika seseorang ditunjuk untuk menyampaikan sebuah pidato, misalnya pidato sambutan, maka seseorang itu telah dipercaya mampu membawakan pidat dengan baik, sehingga jenis pidato ini harus orang yang memiliki pengalaman dan terlatih dalam berpidato.
2.      Ekstempore
Ekstempore merupakan jenis pidato  dengan menyiapkan garis-garis besar (outline). Outlinenya ditulis hanya pokok-pokok besarnya saja yang dituliskan dalam bentuk poin-poin.
3.      Memoriter
Bila jenis pidato ekstempore hanya menuliskan garis-garis besarnya saja, jenis pidato memoriter menuliskan pidato dalam bentuk yang sempurna dan menuntut pembawa pidato menghapal kata demi kata yang ada pada naskah pidato.
4.      Manuskrip
Jenis pidato ini merupakan jenis pidato yang terbilang mudah untuk membawakannya. Dimana pembawa pidato mempersiapkan naskah pidato dan menyampaikan pidato mengacu pada naskah yang sudah dipersiapkan atau membacanya.


TAHAPAN PENULISAN PIDATO
Sebagai Public Relation Officer (PRO) harus pandai dalam menuliskan naskah pidato. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan saat acara-acara tertentu seorang PRO atau pimpinan perusahaan ditunjuk untuk menyampaikan sebuah pidato dihadapan publiknya, jadi persiapan naskah pidato atau garis-garis besar (outline) dibutuhkan agar pidato yang disampaikan terkonsep dengan baik. Newson dan Haynes (2008:31) menegaskan, pidato dan presentasi merupakan sarana strategis bagi organisasi dalam mempengaruhi dan membentuk strategi pesan.
Jadi PRO harus menguasai keterampilan dalam menulis sebuah naskah pidato atau garis-garis besar. Berikut ada 4 tahapan yang dalam penulisan pidato:
1.      Pemilihan gagasan atau topik
Dalam menulis pidato yang menjadi pondasi yakni pemilihan gagasan atau topik. Mengapa? Karena gagasan dan topik akan menjadi landasan untuk menjelaskan isi dan tujuan pidato. Pemilihan gagasan atau topik yang baik juga akan menarik perhatian dari audiens. Jadi disarankan untuk memilih gagasan atau topik mengenai permasalahan yang terjadi disekitar atau yang kena pada kepentingan audiens.
2.      Penetapan Tujuan
Seperti yang dijelaskan ada dua jenis tujuan pidato. Pidato yang berisi ajakan bertujuan untuk mempengaruhi, sedangkan pidato yang bertujuan menghibur adalah pidato yang disampaikan dengan cara yang lucu dan menggelitik.
Tujuan pidato berkenaan dengan dampak yang diharapakan terhadap pendengarnya; sebatas penggetahuan, penggetahuan dan penumbuh kesadaran, atau hingga mengarahakan pendengar untuk melakukan sesuatu. Menurut saya dalam kajian komunikasi yang mengacu pada teori Lasswell, tujuan merupakan prediksi efek. Mengapa ? Karena akan seperti apa efek yang akan terjadi itu berdasarkan tujuan dan cara penyampaian seorang komunikator kepada komunikan.
3.      Pengembangan Bahasan
Setelah topik ditetapkan, perlu pengembangan bahasan yang harus disampaikan agar substansi pidato lebih jelas, lebih kuat pesannya, dan menumbuhkan daya Tarik.
4.      Perumusan Judul
Judul merupakan bagian awal yang sangat menentukan perhatian pendengar. Dalam membuat judul seharusnya memperhatikan isi pembahasan pidato dan tujuannya. Meskipun judul berada pada awal dalam penulisan pidato, tetapi bisa berubah apabila tidak mengena pada kedua unsur tadi yakni isi pembahasan dan tujuan.


STRUKTUR PENULISAN PIDATO
Struktur penulisan pidato yang baik akan mengundang ketertarikan pendengar dan mampu menempuh tujuan pidato. Pada prinsipnya struktur pidato terdiri dari: Pendahuluan/Pembukaan/Pengantar, Isi Pidato, dan Penutup/Kesimpulan.

1.      Pendahuluan/Pembukaan/Pengantar
Pendahuluan/Pembukaan/Pengantar merupakan bagian awal yang bertujuan untuk menarik perhatian dan minat pendengar. Pendengar akan memperhatikan pidato dari awal hingga akhir tergantung pada bagaimana pembukaan dan cara penyampaian dilakukan dengan baik dan benar.
Guna membangun kesan pertama yang dapat menimbulkan ketertarikan terhadap pidato sebaiknya dalam Pendahuluan harus memperhatikan dua aspek, yakni:
-          Kepentingan dan daya Tarik isi pesan dan cara membawakannya
Pendengar akan sangat tertarik apabila isi pidato yang disampaikan mengena kepada kepentingannya sehingga dia akan tidak mengabaikan satu katapun yang akan disampaikan oleh pembawa pidato. Bukan hanya itu cara membawakannya pun akan menjadi faktor penentu tertarik dan tidaknya pendengar. Untuk mendalami keterampilan dan keahlian dalam membawakan pidato atau berbicara di depan umum sebaiknya perbanyak pengalaman atau jam terbang,atau mengikuti kelas-kelas retorika dan public speaking.
-          Kompetensi dan/atau kredibilitas pembawa pidato
Seseorang akan setia dan mengikuti anda apabila mereka mempercayai anda, jika mereka ragu potensi anda akan ditinggalkan sangatlah besar. Sehingga membangun kepercayaan itu sangatlah perlu dalam membawakan pidato. Anda dipercayai untuk membawakan sebuah materi karena anda dianggap mendalami atau memiliki keahlian dalam bidang tersebut sesuai materi yang anda sampaikan dan pendengar akan tertarik tanpa takut terjebak kearah yang salah.

2.      Isi Pidato
Membangun pengertian dan pemahaman terhadap pokok gagasan dapat mengacu pada kesatuan pesan melalui pola tertentu. Kesatuan pesan yang lazim digunakan dapat mengacu pada pola: a) Pola Sebab Akibat, b) Pola Pemecahan Masalah, c) Pola Pro-Kontra, d) Pola Urutan Bermotif.
a)      Pola Pemecahan Masalah
Sesuai dengan namanya, pola ini akan memberikan solusi dari masalah yang diberikan. Dalam isi pidato sebutkan:
·         Masalahnya, meliputi: apa penyebabnya, siapa yang bertanggung jawab, sejauh mana urgensinya.
·         Alternatif pemecahannya
·         Solusi terbaik
b)      Pola Sebab-Akibat
Pada pola sebab-akibat, isi pidato akan menggali dampak dari terjadi sebuah masalah, apa penyebabnya dan apa akibatnya,
·      Sebab-sebab timbulnya kasus
·      Akibat-akibat kasus
·      Apa yang dapat/harus dilakukan
c)      Pola Pro-Kontra
·      Tunjukan keuntungan-keuntungan (Menjelaskan aspek mana yang paling menarik)
·      Tunjukan kerugian-kerugian ( Menjelaskan aspek mana yang tidak menarik)
·      Tunjukan bagaimana pendengar memperoleh keuntungan.
d)      Pola Urutan bermotif
Struktur pidato berisikan urain sebagai berikut:
1.      Pengatar
·         Perhatian: Bagaimana cara menarik perhatian
·         Kebutuhan; Apa masalah yang dihadapi, apa yan gsudah diketahui khalayak
2.      Isi Pidato
·         Pemuasan: bagaiman kebutuhan khalayak dapat dipuaskan, apa tanda-tanda pemuas kebutuhan, dimana pemuasan itu dapat diperoleh.
·         Visualisasi: menggambarkan keuntungan apa bagi khalayak, bagaimana keadaan apabila kebutuhan itu terpenuhi.
3.      Kesimpulan/penutup
·         Imbauan/tindakan: apa yang harus dilakukan khalayak untuk memperoleh pemuas kebutuhan kapan mereka harus bertindak.

3.      Penutup/Kesimpulan
Pada bagian ini tujuannya agar pendengar masih tetap fokus pada pokok permasalahan/gagasan utama dan kesimpulan. Caranya dengan menegaskan kembali tema dan judul yang berkembang pada pidato.

Itulah penjelasan mengenai cara penulisan pidato, bagi ada yang tidak dimengerti silahkan kirim komentar dibawah ini. Jangan lupa share yah.. Semoga bermanfaat.
Share: