Sumber foto: Brilio.net |
Dewasa ini orang-orang
banyak membicarakan “Kids Zaman Now”(anak
jaman sekarang). Perpaduan kata antara inggris Indonesia ini sekarang lagi
tren-trennya dibicarakan di Indonesia. Kata-kata ini diperuntukkan untuk kids (anak-anak) Indonesia jaman
sekarang yang dianggap berbeda dengan kids
Indonesia pada masa lalu atau sekitar era 90-an.
Masa kanak-kanak adalah
masa yang paling indah, dan terburuk adalah masa transisi. Indah karena kita
sekarang menjalani masa dewasa, padahal sama saja. Saat anak-anak kita tertekan
untuk menguasai kehidupan anak-anak, dengan harus menjadi the winner di segala
permainan, memasuki masa dewasa ditekan harus menjadi raja dikehidupannya
sendiri. Sebagai mahasiswa mengejar IPK yang tinggi agar mudah mendapatkan
pekerjaan; mencari kerja sampingan untuk membiayai hidup selama diperantauan,
tekanan. Ya! Perbedaan kedua jaman ini
adalah tekanan, dalam rumus fisika menjelaskan tekanan berbanding lurus dengan gaya. Gaya hidup saat dewasa
semakin besar, membuat tekanan tekanan hidup di jaman itu juga besar.
Adalah permainan salah
satu contoh pembanding kedua jaman ini. Contoh di daerah saya Gorontalo saat
era 90-an (minus) senang sekali bermain alat tradisional seperti Cur-pal,awuta, dan
permainan lainnya semisal wayang (kertas bergambar berukuran 7 cm x 5 cm dengan
berbagai karakter), neka, goro (karet gelang), tempurung, palapudu (pistol bambu),
dan masih banyak lagi, Namun sekarang ini permainan tersebut bak hilang dari
peradaban, menjelma menjadi gadget
yang hanya butuh permainan jari untuk menggunakannya karena seiring dengan
perkembangan serta gengsi antar negara. Kids Zaman now mulai mengenal gadget
lebih muda sebelum saya mengenal gadget
pertama kali dan memainkannya.
Kebiasaan sehari-sehari
anak-anak jaman sekarang pun sangat berbeda dengan kebiasaan anak-anak jaman
dulu. Anak-anak jaman dulu menghabiskan waktu malamnya dengan orang tua di rumah
yang kemudian tidur sebelum angka besar berdering. Berbeda dengan sekarang
kebiasaan begadang, menghabiskan waktu lebih banyak diluar rumah untuk hal
(saya anggap) tidak berfaedah) menjadi keseruan tersendiri untuk anak-anak
jaman sekarang dalam menghabiskan waktu di warkop (warung kopi) untuk sekedar
nongkrong, membicarakan hal-hal yang tidak penting dan PACARAN (yang tidak
biasa), hal inipun menjadi inspirasi young lex dalam meliris lagu barunya berjudul
“Kids Zaman Now”.
Dalam persoalan kebiasaan,
saya melihat anak jaman sekarang kebelet
ingin menjadi dewasa.
Permainan tradisional
adalah lambang suatu keberagaman, simbol yang membedakan kita dengan negara
lain. Situasi kebelet dewasa yang dialami anak-anak jaman sekarang, dalam hal
ini juga melahirkan citra yang buruk untuk bangsa dan negara, terutama Indonesia
yang di kenal dengan negara yang menjunjung tinggi etika serta adat istiadat
yang menjadi kesepakatan orang terdahulu.
Namun melihat dari sudut
pandang yang berbeda, negara ini butuh kemajuan baik itu dibidang politik, ekonomi
hingga teknologi. Maka bisa dibilang mengajarkan teknologi sejak usia muda
adalah suatu kewajaran. Bercermin pada amerika. Negara adidaya itu pada kenyataannya
anak -anak sudah mampu menggunakan bahkan menguasai teknologi dengan baik.
Menanggapi hal itu pengawasan
dan pengendalian ini sangat penting baik dari pihak pemerintah, lingkungan
keluarga, dan kontrol lingkungan yang menjadi bagian terpenting dalam menanggapi
sisi negatif dari Kids Zaman Now ini.
Perlunya pengawasan serta kearifan dalam menggunakan teknologi untuk
menciptakan keseimbangan dalam kemajuan negara dan kelesatarian budaya
tradisional.