Rabu, 25 Oktober 2017

#KidsZamanNow


Sumber foto: Brilio.net



Dewasa ini orang-orang banyak membicarakan “Kids Zaman Now”(anak jaman sekarang). Perpaduan kata antara inggris Indonesia ini sekarang lagi tren-trennya dibicarakan di Indonesia. Kata-kata ini diperuntukkan untuk kids (anak-anak) Indonesia jaman sekarang yang dianggap berbeda dengan kids Indonesia pada masa lalu atau sekitar era 90-an.

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling indah, dan terburuk adalah masa transisi. Indah karena kita sekarang menjalani masa dewasa, padahal sama saja. Saat anak-anak kita tertekan untuk menguasai kehidupan anak-anak, dengan harus menjadi the winner  di segala permainan, memasuki masa dewasa ditekan harus menjadi raja dikehidupannya sendiri. Sebagai mahasiswa mengejar IPK yang tinggi agar mudah mendapatkan pekerjaan; mencari kerja sampingan untuk membiayai hidup selama diperantauan, tekanan. Ya!  Perbedaan kedua jaman ini adalah tekanan, dalam rumus fisika menjelaskan tekanan berbanding lurus dengan gaya. Gaya hidup saat dewasa semakin besar, membuat tekanan tekanan hidup di jaman itu juga besar.

Adalah permainan salah satu contoh pembanding kedua jaman ini. Contoh di daerah saya Gorontalo saat era 90-an (minus) senang sekali bermain alat tradisional seperti Cur-pal,awuta, dan permainan lainnya semisal wayang (kertas bergambar berukuran 7 cm x 5 cm dengan berbagai karakter), neka, goro (karet gelang), tempurung, palapudu (pistol bambu), dan masih banyak lagi, Namun sekarang ini permainan tersebut bak hilang dari peradaban, menjelma menjadi gadget yang hanya butuh permainan jari untuk menggunakannya karena seiring dengan perkembangan serta gengsi antar negara. Kids Zaman now mulai mengenal gadget lebih muda sebelum saya mengenal gadget pertama kali dan memainkannya.


Kebiasaan sehari-sehari anak-anak jaman sekarang pun sangat berbeda dengan kebiasaan anak-anak jaman dulu. Anak-anak jaman dulu menghabiskan waktu malamnya dengan orang tua di rumah yang kemudian tidur sebelum angka besar berdering. Berbeda dengan sekarang kebiasaan begadang, menghabiskan waktu lebih banyak diluar rumah untuk hal (saya anggap) tidak berfaedah) menjadi keseruan tersendiri untuk anak-anak jaman sekarang dalam menghabiskan waktu di warkop (warung kopi) untuk sekedar nongkrong, membicarakan hal-hal yang tidak penting dan PACARAN (yang tidak biasa), hal inipun menjadi inspirasi young lex dalam meliris lagu barunya berjudul “Kids Zaman Now”.

Dalam persoalan kebiasaan, saya melihat anak jaman sekarang kebelet ingin menjadi dewasa.
Permainan tradisional adalah lambang suatu keberagaman, simbol yang membedakan kita dengan negara lain. Situasi kebelet dewasa yang dialami anak-anak jaman sekarang, dalam hal ini juga melahirkan citra yang buruk untuk bangsa dan negara, terutama Indonesia yang di kenal dengan negara yang menjunjung tinggi etika serta adat istiadat yang menjadi kesepakatan orang terdahulu.
Namun melihat dari sudut pandang yang berbeda, negara ini butuh kemajuan baik itu dibidang politik, ekonomi hingga teknologi. Maka bisa dibilang mengajarkan teknologi sejak usia muda adalah suatu kewajaran. Bercermin pada amerika. Negara adidaya itu pada kenyataannya anak -anak sudah mampu menggunakan bahkan menguasai teknologi dengan baik.


Menanggapi hal itu pengawasan dan pengendalian ini sangat penting baik dari pihak pemerintah, lingkungan keluarga, dan kontrol lingkungan yang menjadi bagian terpenting dalam menanggapi sisi negatif dari Kids Zaman Now ini. Perlunya pengawasan serta kearifan dalam menggunakan teknologi untuk menciptakan keseimbangan dalam kemajuan negara dan kelesatarian budaya tradisional.
Share:

1 komentar: